Friday, April 16, 2010

Sekarang ini bukan lagi Kartini, tapi saya ( dan mungkin anak muda lainnya ) karena kami berani melakukan perubahan !

Belajar soal riwayat perjuangan R.A Kartini dalam kelas sejarah di sekolah, mungkin menjadi sesuatu yang kurang asyik. Tapi... merupakan sesuatu yang harus diakui, bahwa kisah hidup Beliau telah menginspirasi, memotivasi, dan bahkan mendoktrinisasi kita - kaum perempuan. Tak terkecuali saya, sebagai seorang anak muda.

Tanpa bermaksud sombong dan besar kepala, saya sadar bahwa perjuangan yang kita lakukan di era sekarang jauh lebih gampang dibanding pas jaman R.A Kartini dulu. Dahulu, untuk keluar rumah saja Beliau harus susah payah dahulu. Tidak seperti kita sekarang, yang dengan bebasnya menyatakan pro atau kontra pada suatu hal tanpa kesulitan. Bermodal perangkat elektronik baik besar atau kecil, koneksi ajaib bernama internet, dan gerakkan jari-jemari - Viola ! " suara " kita sudah bisa sampai ke Ukrania, bahkan ke seluruh dunia.

Saya remaja berusia lima belas tahun, saya berani mengaku bahwa saya telah mendobrak kebiasaan dan melakukan perubahan bermanfaat ( paling tidak untuk diri sendiri dan lingkungan terdekat ). Apa saja bentuk pendobrakan, pemberontakkan, dan perubahan yang sudah - sedang saya lakukan?!

  • Ketika kelas enam bangku Sekolah Dasar, saya memutuskan untuk " pindah jalur " dari sekolah biasa, ke aliran Homeschooling. Alasan saya untuk ber-Homeschooling adalah karena saya ingin memperjuangkan berbagai kegiatan saya yang lain ( saya merupakan seorang Dubber, Story teller, Presenter, Aktris, Penulis, dan Aktivis - hingga sekarang ). Di tahun itu status Homeschooling dan juga pendidikan alernatif lainnya masih dianggap tabu. Lebih parahnya, masih sangat sering dibilang setingkat dibawah sekolah formal. Tentangan datang dari berbagai pihak termasuk keluarga ( selain mama ). Mereka semua tidak mendukung pilihan dan keputusan saya untuk keluar dari sekolah. Bahkan, mereka berusaha untuk mempengaruhi mama saya dengan bilang : " Anak kamu kan masih terlalu kecil untuk memutuskan sesuatu yang penting seperti masalah pendidikan ini. Jangan aneh-aneh lah, nanti kalau Homeschooling, bisa-bisa jadi makin aneh. " Namun akibat musyawarah panjang yang saya dan mama saya lakukan, akhirnya kami bulat - mewujudkan pilihan saya, keluar sekolah lalu Homeschooling hingga detik saya menulis tulisan ini. :)

  • Saat saya beranjak remaja, taruhlah di usia empat belas tahun dan sekarang ini. Teman-teman saya sudah banyak yang pacaran. Sementara saya, tetap sendiri - setia menjomblo. Berbagai pertanyaan pun muncul dari mulai yang standar sampai yang agak frontal seperti : " Kok belom laku-laku juga Nies? Jangan-jangan kamu nggak normal ya? ". Untuk pertanyaan seperti itu, bisasanya saya menjawab dengan jawaban yang tidak biasa pula : " Aku normal kok. Aku nggak pacaran karena aku merasa belum siap untuk tergantung sama orang lain - pacar , karena aku juga belum siap untuk diatur-atur dan dibatasi ruang geraknya oleh orang lain. Karena dengan single, aku merasa nggak perlu pusing mengontrol wilayah pergaulan aku demi menjaga perasaan orang lain ". Saking seringnya menjawab dengan jawaban seperti itu, lama-lama kalimat demi kalimat diatas terpatri di kepala saya, dan akhirnya saya bilang pada diri sendiri : " Oh iyaaa yaaa...Memang benar, itu alasan saya... "

  • Saya orang yang sangat sangat peduli lingkungan. Dan saya benci pada orang-orang yang tidak menjaga kelestarian lingkungan. Saking kritisnya saya terhadap soal-soal berbau bumi, saya sering dibilang " gila " sama teman-teman bahkan sama orang-orang yang baru bertemu di jalan. Saya sering menjadi bahan gunjingan saat " tertangkap basah " memunguti sampah yang terdapat di fasilitas umum seperti taman, stasiun, kereta, mall, juga trotoar jalan. Saya juga sering di tertawakan jika sedang pergi berbelanja, dengan membawa shopping bag sendiri. Di pandang dengan tatapan sinis ketika menolak brosur pemberian Sales produk, lalu bilang : " Itu pemborosan kertas mbak. Berdampak pada hutan negeri ini. Saya bisa lihat informasi produk itu dari media lain kok - tapi bukan kertas. "

Predikat " gila " pun sering ditempelkan di jidat saya oleh banyak orang, akibat tiga point diatas. Namun, saya malah berharap agar Tuhan mempertahan " kegilaan " saya, agar tetap bisa menciptakan perubahan-perubahan lainnya.
Jangan sebut diri kita generasi penerus perjuangan R.A Kartini, kalau masih takut menjadi beda, segan untuk menentukan pilihan, dan enggan melakukan perubahan.






Wednesday, April 14, 2010

Change Magazine, It's Time To Be Different!



Halo semuaaa ! =)
Kali ini gue mau memuat entri yang isinya majalah tempat gue bekerja yaitu --> Change Magazine <-- merupakan Free magazine yang beredar di Jabodetabek terbitan Yayasan Jurnal Perempuan. Nah foto diatas adalah 2 cover teranyar edisi Change , penasaran sama isinyaa?
Ayo kita intiiip foto-foto selanjutnya...






❤1 : Ini edisi " Piracy is (not) a Crime " yang terbit bulan Januari :)

❤2 : Cerpen gue dimuat !! hohohohooo....


❤3 : Cuplikan quote dari artikel terfavorit " Cinta itu Membebaskan " karya Kak Dea Pranathania.


❤4 : Nah, ini edisi " Hak Anak Muda " yang terbit bulan Maret ! Edisi sakral buat para kontributor- kontributor baru kayak gue. Hehehe... Covernya karya sang Redaktur Pelaksana tercinta : Afra Suci




❤5 : WE ARE THE GREAT TEAAAAAM !!!




❤6 : " Changing Room " yang ditulis sama gue :D





❤7 : HALAMAN WAJIB yang nampang di setiap edisi Change. Menginpirasi nggak sih? ^^




8 : Artwork keren karya kak Priska dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. kak Priska ini pacarnya kontributor - Arip loooch...





❤9 : Are you K-POP enough? Mesti baca artikel bikinan Kak Indah yang bikin jerit-jerit anak SMA ini niiih....





10 : Liputan yang gue kerjakan bareng sohib gue, Bimo Aditya :)





❤11 : Acara Apreasi Seni Akhir Tahun yang diadakan sama Kandank Jurank Doank, gue sendirian pas ngeliput acara inii...huhuhu





❤12 : Ulasan soal Workshop Jurnalistik Gratis untuk Media SMA yang Change adakan. Gue yang nuliss....




❤13 : Rubrik " Do You Know : yang bikin terbelalak. Siap-siap kaget pas baca tulisan hasil riset Bimo Aditya yang 1 ini :)




❤14 : Bahas serba-serbi Kaskus sambil ngakak, emang paling bisa deh kak Arie.... hehehehe




❤15 : Judul tulisan " Change your Mind " buatan kak Moli ;)





16 : Ilustrasinya nyentil banget kan? Tulisannya apa lagiiii! Bikinan kak Hendri Yulius memang top deh!




❤17 : NEXT EDITION! KEEP WAITING!!!




: Change masih menggunakan sistem PickUp Point dalam pendistribusian majalahnya, jadi kamu BISA DAPATKAN MAJALAH KEREN INI DI TEMPAT-TEMPAT YANG TERDAFTAR DIATAS! Kamu juga bisa minta sekolah/kampus kamu buat jadi PickUp Point nya Change, tinggal telepon ke o21 83702005 dengan Gery :)





: Langganan Yuuuukkkkk :DDD

* Ninies *


Tuesday, April 13, 2010

quotes :D

Semoga quotes dibawah bermanfaat buat kalian, paling tidak ini bisa menyegarkan hati dan fikiran =)











sukaaaaa =)

Sinyal bagus merupakan momentum yang nggak boleh dilewatkan, dan biasanya gue pergunakan saat-saat berharga ( lebee ) itu buat browsing gambar-gambar keren di google. Inilah harta karun yang gue temukan :)




Photo 1 : Romantis. Gue suka foto romantis kayak gini, berkesan mahal dan nggak murahan kayak foto ciuman hehehe
Photo 2 : Anglenya manteeeeep !!! Anak kecilnya lucuuu
Photo 3 : PENGEN BANGET FOTO KAYAK GINI! wkwkwkwk






Remaja dan Dunianya part 1

Minggu lalu, gue diminta Aquino untuk merangkum pembicaraan hasil talkshow di Qtv yang bertema " Hak-hak Remaja " ke dalam sebuah bentuk tulisan buat dimuat di websitenya Jurnal Perempuan .
Setelah itu, gue jadi berfikir lebih dalam dan keras lagi. Bangun pagi, pas lagi nonton sinetron, pas lagi ngetweet, mau tidur, lagi ngobrol sama nyokap, dan apapun aktifitas yang gue lakukan gue selalu keinget sama tulisan gue sendiri itu. Masalahnya, gue jadi sadar apa iya gue udah dapetin hak-hak tersebut? Menulis tentang hal itu nggak menjamin kalau gue udah mengalami atau merasakan.

Sebagai remaja juga, gue lihat betul bahwa lingkungan kita tuh ( khususnya lingkungan percintaan ) udah nggak sehat lagi. Kita selalu dibatasin sama peraturan-peraturan yang kita aja nggak ngerti sepotong pun. Kita selalu tergantung sama kata "jangan" yang sering tak beralasan. Kita.... kayak nggak ada harganya

Gue banyak tersentil oleh apa yang gue dengar dan lihat dari temen-temen ( cewek ) gue. Kasus mereka macam-macam ternyata! Ada yang dilarang habis-habisan pacaran sama orangtuanya, ada yang lagi dilemma karena naksir sama yang beda agama, ada yang pacarnya super posesif-rese plus tukang parkir ( eh ngatur ) terus berujung pada tindak kekerasan, ada yang masih sayang tapi putus dan si ceweknya jadian lagi dengan cowok lain di depan mata dia ( sakit aja noh ye ), ada yang naksir sahabat sendiri, ada yang pacaran tapi masing-masing udah punya "yang lain", ada yang pacarannya kelewat batas, dan ada juga yang pacaran tapi nggak kayak pacaran ( menurut sebelah pihak lho yaa ).

Menurut kalian, mana yang paling menarik buat dikulik-kulik? ;)

Oke. Yang pertama yang pengen gue bahas adalah " Yang pacarnya posesif, rese, dan tukang ngatur hingga berujung pada tindak kekerasan "

Di mall atau di fasilitas umum lainnya aja, gue udah sering banget lihat pemandangan seperti :
1. Cewek sama cowok lagi belanja, terus si cewek nanya pendapat sama cowoknya " aku boleh gak pake baju inii? " terus si cowoknya jawab " nggak ah, jelek! "
2. " Bagusnya rambut aku dipotong segimana ya, yaang? " " Ditipisin aja lah dikit, jangan dipendekkin, nanti nggak enak dielus-elus " -______-
3. Di kereta si cewek duduk bersebelahan dengan cowok tak dikenal, sementara sang pacar berdiri menghadap si cewek ( kebayang posisinya kayak apa dong ) terus si pacar menghalang-halang/membatas-batasi si cewek pake tangannya supaya sebisa mungkin nggak bersentuhan sama cowok "stranger" itu.
4. Tante berjilbab yang lagi maen raba-rabaan sama bapak-bapak ( pacarnya kali ) di kereta ekonomi biasa yang panasnya luar biasa. Terus pas si cewek mulai risih dan melarang si cowok ngeraba lagi, cowoknya malah ngambek bahkan marah.
5. dll ( kalau diterusin laptop gue bisa error gara-gara di muntahin sama majikannya )

Gue jadi mikir ( mikir mulu ya gue haha ) apa sih sebenarnya yang bikin peristiwa-peristiwa seperti diatas gampang banget terjadi, dan mudah banget kita temuin?

KELEMAHAN PEREMPUAN YANG NGGAK BERANI MENOLAK PERMINTAAN DAN KEMAUAN COWOKNYA!

Gue nggak pernah tau pasti, apa yang menyebabkan mereka punya ketakutan luar biasa kayak gitu. Yang jelas, itu bukan semata-mata karena alasan "cinta". Menurut gue, contoh-contoh kejadian yang udah gue tulis diatas itu termasuk pada golongan kekerasan. Kenapa? karena si korban, kayak kerbau dicucuk hidungnya. Padahal, mereka masing-masing punya hak yang sama, yaitu kebebasan. Dan seharusnya nggak ada yang boleh menghalangi kita memperoleh hak itu, apalagi cuma sekedar : pacar.
Kebebasan kita udah terenggut secara tidak terhormat, padahal kalau diingat, apa yang udah pacar kita kasih buat kita sehingga dia berhak ngelarang-larang kayak gitu? Toh, kita juga udah cukup pintar kok memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang kira-kira bakalan ngerusak hubungan, mana yang nggak. Kalaupun kita nggak secerdas itu ( bego dong berarti ) TOH, KALAU JODOH NGGAK KEMANA!

Sebenernya sudah tersedia jawaban paling simple tapi cukup manjur buat menjawab sikap-sikap cowok yang kayak gitu. Yaitu :
1 ---> " LO NGGAK SUKA LIAT GUE BEGINI? YA UDAH TUTUP MATA AJA. ATAU NGGAK USAH JALAN BARENG! "
2 ---> " GUE BUKAN BAYI KALI YANG HARUS DIJAGA SEBEGITUNYA! LO PACAR APA BABYSITTER??? "
3---> " KALAU LO NGGAK BISA TERIMA GUE YANG BEGINI, CARI AJA SOSOK CEWEK YANG LO MAU DILUAR SANA! KITA PUTUS! " ( ini pilihan jawaban terakhir yang bisa kalian pakai disaat yang sudah benar-benar gawat. Ingat, jangan sambil nangis ngomongnya! )

Mau dipraktekkin? Silahkaan....

* Cukup sekian deh post gue soal Remaja dan Dunianya. Ingeeet... ini baru part 1, jadi Insyaallah ada part-part selanjutnya yang bakalan gue tulis disini. Tunggu aja lah okeokeoke?
Bubye readers.
sincerety,
Ninies :*