Tuesday, February 22, 2011

Percaya dan Pembuktian

Percaya Adalah Satu Hal, Tapi Pembuktian Adalah Hal Lain

Makasih banget buat Bu Ninu dari Yayasan Kesehatan Perempuan yang udah melontarkan kata-kata tingkat Bramana ini, dewa banget!

Gue yang waktu kelas Trainingnya Bu Ninu lagi mabok banget soal materi Kesehatan Reproduksi, organ-organ vital Laki-laki dan Perempuan, jalur masuknya sperma, hamil, menstruasi, dsb tau-tau dibuat tertohok oleh kalimat diatas, yang muncul pas pembicaraan mengenai : mencari pasangan yang rajin cebok dan mau dites apakah dia Infeksi Menular Seksual atau enggak.

Bu Ninu cerita sedikit soal persiapan dia dan calon suaminya sebelum menikah, Bu Ninu mengajak kekasih hatinya itu ke Dokter untuk di cek kesehatan Alat Seksualnya. Beruntung banget lah, suaminya menyanggupi dan dinyatakan lulus sehat serta layak dinikahi! Wohoho

Menurut gue, cerita Bu Ninu relate banget dengan kejadian yang belakangan ini sering terjadi, ya misalnya kayak pasangan-pasangan yang hendak menikah juga deh, kalau si Perempuan minta cek ini-itu keseringan si Laki-lakinya malahan ngoceh : " Kamu enggak percaya sama aku? " atau ya sebaliknya, si Perempuan yang ngedumel : " Kamu enggak cinta sama aku ya? Masa gitu aja enggak percaya? "

Padahal ya kalau emang lo enggak apa-apa dan enggak kenapa-kenapa, ya enggak usah parno juga kali! Jabanin aja segala tas tes itu. Dan kalau lo ternyata kenapa-kenapa dan ada apa-apa, tinggal takdir deh yang menentukan bagaimana langkah lo kedepan.

Ngomong-ngomong takdir, bisa juga disangkut-pautkan nih :

Gue percaya sama takdir, tapi bukan berarti gue selalu siap buat ditunjukkan bukti bahwa takdir itu ada dan bekerja.


_NR_

22 02 11

Sunday, February 13, 2011

My prayers are belongs to you

As your friend, i just feeling empty when here's no you beside me.

As your friend, i always being confused when there's no text message from you, for days.

Can't stop worrying.

As your friend, i feel like a stupid girl cause i do nothing for you, this time.

As your friend, i feel like an idiot people who just stand up in the cloudy afternoon- getting angry cause i didn't get any response from you, last day.

Tons of short messages i sent to your active mobile number phone, talked about 'not important' things.

Tons of questions i wrote,

"what happened?"

"are you okay?"

"please forgive me if i did wrong"

Delivered (but) No Replied.

I got a bad news from your brother.

Your lovely mommy is being hospitalized, last night.

And me?

Sending you a quick text message, many prays, and bunch of hope :




_NR_

13 02 11

Tuesday, February 8, 2011

Repost : Surat Cinta Buatmu Yang Rindu Akan Pagi

Puisi indah dibawah ditulis oleh Aquino


***


(Ini adalah puisi lama, yang ternyata masih cocok untuk situasi saat ini, ditujukan untuk kalian teman-temanku yang merindukan adanya perubahan di negara ini, untuk mereka yang muak akan ketidakadilan, dehumanisasi dan berbagai kejahatan kemanusiaan yang dibiarkan terjadi. ini surat cinta untuk kalian semua)


Ini adalah surat cinta, yang ditulis di bawah bintang.

Bagimu yang rindu akan pagi

Ketika itu malam tiba, angin malam membawa bau keringatmu

Dan embun membawa tetesan air matamu

Bersama kita berdoa, agar gelap cepat berlalu


Ini adalah surat cinta, yang disaksikan rembulan

Bagimu yang rindu secercah mentari,

Yang bosan dirundung gelap

Yang menghabiskan malam dengan doa dan kerja


Kata para tua,

Tak selamanya gelap itu menetap,

Namun kapan kata itu terwujud?

Tangan malam seolah menawan waktu

Agar tak bergulir menuju pagi.


Tak terhitung banyak doa mengalir ke angkasa

Toh hujan dosa masih menderas ke bumi

Toh awan hitam masih betah menambah gelap malam

Mahluk malam mengintai untuk menerkam

Setan-setan gentayangan menanti berbuat curang

Kemanakah selusin malaikat

yang dulu menjaga kita waktu kita kecil?


Ini adalah surat cinta, yang ditulis karena percaya

Bahwa doa dan kerjamu adalah bintang.

Malaikat-malaikat ternyata tidak pergi,

Mereka menyelinap masuk ke dalam hatimu

Untuk menyalakan cahaya harapan


Dan ketika suatu saat nanti pagi benar-benar datang,

Kita akan bertemu di cakrawala untuk menyambutnya.

Semoga saat itu embun air mata kita lenyap diterik mentari.


Jakarta, 3 Agustus 2005; 23:05


Perubahan Iklim = Perubahan Gaya Hidup

Munculnya benda-benda eco-friendly alias ramah lingkungan di sejumlah etalase toko, aksi Car Free Day yang rutin dilaksanakan setiap minggu di pusat kota Jakarta, komunitas Bike to Work yang ramai anggota, hingga kemunculan trend fashion second stuffs yang ramai dipromosikan di berbagai media. Beberapa contoh diatas adalah sebagian dari banyak sekali dampak yang terjadi dalam keseharian kita, akibat fenomena Perubahan Iklim yang kian merajalela. Ya, tentu saja selain dampak-dampak langsung yang terjadi di alam sekitar, seperti meningkatnya gelombang pasang air laut, meningkatnya curah hujan, udara yang semakin panas, serta pergantian musim yang kini tidak dapat lagi di hitung berdasarkan bulan.

Dampak-dampak alam yang kita rasakan belakangan ini, sebetulnya bukan disebabkan karena Perubahan Iklim. Melainkan karena aktivitas-aktivitas, gaya hidup, serta sistem yang diterapkan, yang membuat seolah-olah Perubahan Iklim merupakan monster penelan bumi. Pembangunan mall atau gedung-gedung yang menggusur area resapan air, pembalakkan hutan demi pemasukkan negara, kendaraan-kendaraan boros emisi, hingga trend pembungkus makanan minuman sekali pakai. Ini dia nih ‘monster’ yang sesungguhnya. Tapi kok, kegiatan diatas yang melakukan manusia ya? Ya… berarti selama ini, kita adalah bagian dari keluarga ‘monster perusak bumi’ tersebut. Hiiii….

Sebenarnya, Perubahan Iklim bukanlah suatu peristiwa besar yang terjadi sekarang-sekarang ini saja. Melainkan, terus terjadi dari tahun ke tahun. Dari jaman dahulu, sekarang, dan nanti. Daratan dan lautan menjadi terpisah, serta adanya gunung di bumi ini, sebetulnya juga merupakan hasil perubahan iklim di masa lalu. Hanya saja, karena di abad dua puluh satu ini populasi kian meningkat seiring dengan teknologi yang berkembang kian pesat, membuat efek Perubahan Iklim menjadi sebuah efek yang buruk dan tak menguntungkan. Tambahan, mayoritas manusia yang sekarang menghuni bumi tampak kurang peduli dan terus saja menambah tinggi tumpukkan hutang pada Bumi, akibat sudah terlalu banyaknya kekayaan bumi yang telah kita ambil, namun malas atau bahkan enggan mengganti.

Perubahan Iklim bukanlah dongeng atau ramalan menyeramkan akan kehidupan di masa mendatang, Perubahan Iklim juga bukan sekedar istilah alamiah seperti mitigasi, konservasi, dan adaptasi saja. Perubahan Iklim adalah sekarang, adalah kita, adalah Perubahan Gaya Hidup. Yang seharusnya diiringi pula dengan kesadaran kita sebagai warga dengan jumlah populasi terbesar di bumi, untuk menjaga atau paling tidak menyicil hutang kita atas apa yang selama ini kita pinjam dari bumi.

Kalau kita cuma sibuk mengeluh dan menyesalkan semua yang kini terjadi sama alam sekitar akibat Perubahan Iklim tanpa merubah gaya hidup ‘monster perusak bumi’ yang selama ini kita jalani, dijamin deh, itu enggak akan menyelesaikan masalah. Coba deh lihat sekitar kita dan cari cara atau solusi ter-simple yang bisa kita lakukan. Ya… meskipun kita memang enggak bisa menghentikan laju Perubahan Iklim, minimal kita bikin peristiwa alamiah ini jadi enggak parah-parah amat.

Kayaknya enggak susah ya, untuk mulai membawa tempat minum kemana-mana, pakai tas kain sendiri saat belanja, dan enggak gaya-gayaan hangout menggunakan sederet mobil masing-masing, padahal masih bisa manfaatin sistem ‘nebeng’.

Atau, kita bisa juga nih pakai cara yang lagi hits. Yaitu… Sepeda! Konon, bersepeda tuh bikin tubuh kita makin sehat dan bugar lho. Terus dengan naik sepeda, kita bisa merasakan betul suasana lingkungan sekitar dibanding kalau kita pakai mobil. Tambahan, sekarang kan sudah banyak banget sepeda-sepeda keren yang marak dipasarkan dimana-mana, yang pastinya asyik banget buat dipakai bersepeda bareng keluarga atau teman, pagi-pagi sebelum matahari terik.

Siapa sih yang enggak tahu, sepeda Fixie? Ya! Fixie ini lagi ngetop banget jadi bahan pembicaraan anak muda. Sebetulnya, Fixie tuh hampir sama aja sih dengan sepeda-sepeda biasa. Tapi, charisma Fixie bikin anak muda semangat buat mendandani sepeda, dan enggak sabar buat segera menggowesnya. Gaya plus ramah lingkungan, selera anak muda banget tuh!

Tapi, jangan keburu nafsu dulu ya. Kita harus perhatikan juga tujuan sebetulnya kita bersepeda tuh apa. Jangan sampai kayak beberapa kejadian yang sering terlihat nih, saking cuma pengen mejeng di Senayan sambil bersepeda sore-sore, eh sepedanya itu malahan ditaro dulu di bagasi mobil, habis itu berangkat dari rumah ke lokasinya pakai mobil. Nah kan jadi sama aja bohong? Tujuan dari bersepeda kan buat mengurangi emisi karbon yang dikeluarkan oleh asap kendaraan. Jadi, kalau untuk bersepeda harus naik mobil dulu, kayaknya percuma deh. Ingat, yang penting itu ‘sepedaan’nya, bukan ‘sepeda’nya.

Contoh lain Perubahan Gaya Hidup yang dapat mengurangi dampak buruk Perubahan Iklim dan dapat kita terapkan dengan menyenangkan ialah… Online Shopping! Sekarang kan banyak banget ya, toko-toko online penyedia berbagai barang kebutuhan yang tersebar di Internet, dari mulai Facebook, Blog, Kaskus, Twitter, sampai Website khusus. Ya, walaupun ini agak menjurus ke Budaya Konsumtif, tapi ini berguna banget bikin hidup kita enggak repot, sekaligus irit bensin dan mengurangi emisi. Kita enggak perlu repot-repot keluar pakai kendaraan pribadi kita buat membeli sebuah keperluan, kita tinggal tunggu kurir atau jasa pengantar barang mengantarkan barang yang kita beli setelah kita melakukan transaksi pembelian di Online Shopping tersebut. Lalu, dimana sisi ‘hijau’nya? Ya di pengantaran barang itu. Kurir kan kalau mengantar barang, enggak cuma satu tujuan saja. Biasanya kurir mengantar barang sekaligus ke banyak tujuan, jadinya irit bensin dan enggak menimbulkan banyak polusi deh!

Perubahan Iklim means Perubahan Gaya Hidup, kita harus pintar merubah Gaya Hidup kita ke Gaya Hidup yang enggak semakin merusak Bumi. Anyway, ada yang punya contoh Gaya Hidup ramah lingkungan lain? ;)




_NR_


Saturday, February 5, 2011

Menempuh Hidup Baru


Bukan. Saya bukan baru saja melangsungkan akad nikah lalu hendak membina rumah tangga. Saya juga bukan baru saja datang ke resepsi pernikahan seseorang dan bersalaman dengan kedua mempelai.

Kalimat yang saya jadikan judul diatas, memang berbau 'kawinan' gimana gitu ya. Padahal, bagi saya, kalimat itulah yang mencerminkan hidup saya sekarang.

Ada banyak kejadian menarik yang terjadi dalam keseharian saya belakangan ini, yang kalau diceritakan secara rinci mungkin akan memakan waktu lebih lama daripada membuat bakso super atau banana cake 100 loyang. #lebih

Well, saya akan memberitahukan inti dari apa saja yang sedang hadir dalam hidup saya saat ini.

Yaitu :

1. Sepulang dari British Council Global Changemakers Youth Summit 2010 lalu, saya diharuskan mengerjakan minimal sebuah proyek tindak lanjut berkaitan dengan concern issue grup saya "Women and Girls Rights". Jadi, sekarang ini saya dan beberapa partner sedang menggila mengerjakan proyek tersebut. Seperti apa rupa proyeknya? Tunggu tanggal mainnya ya :)

2. Ada serangkaian program yang sedang dikerjakan oleh Yayasan Jurnal Perempuan (LSM tempat saya menggali hidup tercinta). Rangkaian program itu "rebek" karena ada di 3 kota berbeda dan harus selesai sebelum 2012. Dengan segala hormat, saya ikut serta membantu menjalan program yang berkaitan dengan issue SRHR (Sexuality, Reproductive, Health, and Rights). Belum lagi kegiatan-kegiatan Change Magazine yang kini makin ramai saja.

3. Sebentar lagi saya dan teman-teman seangkatan akan 'lulus' dari Global Citizen Corps Indonesia. Masa jabatan kami sebagai leaders akan segera tergantikan dengan angkatan yang baru. Dan untuk memperingati usainya masa tugas kami sebagai pemimpin perubahan di Mercy Corps, ada beberapa rangkaian kegiatan yang sedang kami susun.

4. Sesuai wishlist saya di beberapa tahun lalu, dan sesuai dengan doa yang selalu saya panjatkan, saya memang tengah sangat mempersiapkan diri lagi untuk kembali bekerja di industri hiburan. Dunia entertainment. Memang, yang satu ini butuh tenaga, kesabaran, serta biaya ekstra.

5. Frolic! Magazine. Saya senang sekali bisa menjadi bagian dari Free Magazine di Bogor ini. Memang majalahnya baru akan meluncurkan edisi yang pertama pada akhir Maret 2011, tapi pekerjaan saya sebagai seorang reporter, sudah dimulai. Dan untuk edisi yang pertama, saya kebagian menulis feature dan research. Menantang!

6. Saya ingin menjadi orang yang lebih baik. (Iya saya sadar ini terkesan standar).

Tapi memang benar, saya butuh perubahan.

Selama ini saya merasa menjadi orang yang sering mengeluh, sering mengasihani diri sendiri, dan sering marah-marah sama keadaan. Bagi saya itu semua bukan kebiasaan baik. Perlu diminimalisir sebisa mungkin supaya nggak jadi mengacaukan. Saya sudah lama sadar bahwa hidup saya tidak sebiasa hidup remaja umur 16 tahun lain diluar sana. Saya rasa hidup saya itu, terlalu banyak tantangan, terlalu banyak beban pikiran, terlalu banyak "bahan pembuat stress" menumpuk di otak saya, dan terlalu banyak... masalah.

Saya memiliki seorang sahabat bernama Jasser, dia orang yang bepenampilan cuek, suka sepeda Fixie. Dia asyik, seru, dan berwawasan luas. Tapi beyond his style and personality, kami punya 1 kesamaan yang mencolok.

Kami sama-sama sering merasa, bahwa hidup kami tidak memberikan waktu yang cukup banyak untuk diri kami sendiri.

Maksudnya?

Ya! Kami sama-sama merasa kami adalah anak muda yang terlaluuuu banyak masalah. Disamping latar belakang masalah kami yang memang hampir serupa(masalah keluarga-red), membuat kami merasa hidup ini amat sempit untuk sekedar memkirkan hal-hal khas anak muda seusia kami. Misalnya pacar, cinta-cintaan, galau, dll.

Mungkin kami yang terlalu banyak mengeluh, mungkin kami memang tipe orang yang memikirkan segala sesuatunya terlalu keras, atau mungkin kami memang punya hidup yang 'tidak biasa'.

Entahlah.

Yang jelas kami sama-sama ingin menjadi pribadi yang lebih banyak bersyukur dibanding mengeluh, lebih banyak berusaha dibanding marah-marah, lebih banyak move on daripada galau, dan lebih banyak mengerti daripada meminta ingin dimengerti.

Ada yang mau membantu kami?


_NR_

05 02 11