Sejenak, saya tertegun.
Sebenernya itu kata-kata yang amat simpel yang bisa ditulis tanpa perlu google translate apalagi kamus thesaurus segala, tapi... is it really just words? bagi saya, tidak.
Di tengah keadaan Indonesia yang sedang sangat carut-marut (korupsi dimana-mana, kekerasan udah kayak kacang goreng, harga kebutuhan pokok naik, fasilitas umum buruk, kemiskinan dan kelaparan melanda banyak orang, sampai Hak Asasi Manusia yang sepertinya semakin ter/dilupakan), sebetulnya saya bangga. Saya bangga terutama kepada teman-teman muda yang selama ini hadir menghiasi negeri kita tercinta dengan sejuta mimpi dan rencana aksi. Bahkan, diantara mereka banyak yang berprestasi - membuat project berbau Positive Change, dari mulai skala kecil hingga International. Melancong ke negara-negara berjarak ribuan kilo dari sini untuk mendapat ilmu dan atau untuk berdialog dengan insan-insan muda lainnya dalam sebuah konferensi tingkat tinggi.
Can you see? They are still Indonesian and they are still moving on.
Kata-kata yang saya pampang sebagai judul tulisan ini, bagai mantra. Terus terang, saya juga termasuk orang yang sering ngeluh dan protes terhadap berbagai keadaan yang terjadi sama negara ini. Sesekali pun saya suka menyalahkan pemerintah dan juga pihak-pihak berkuasa terkait. Seperti presiden. Tapi jujur, apa yang saya dan kalian lakukan bukan kebiasaan baik. Karena, it can't change anything.
Sebagai anak muda, saya sadar betul walau bagaimana gerak-gerik kita terbatas. Kita dibatasi oleh hal-hal yang tak bisa kita batasi seperi Agama, Sekolah, dan Keluarga. Tapi bukan berarti kita tidak bisa menjadikan hal-hal yang membatasi kita terbatas tersebut menjadi amunisi kita. Misalnya saja, kita bisa menjadi seorang Pluralist yang cinta perdamaian dan perbedaan tanpa perlu mendiskriminasi siapapun dalam kelompok atau agama apapun. Kita bisa menuntut mendapatkan fasilitas belajar yang baik, dan agar itu bisa terjadi, kita harus bisa menghapus satu penyakit bernama KORUPSI. Lalu, kita bisa mengajak keluarga kita untuk ikut dalam aksi membangun perubahan positif. Kita bisa memulai melakukan perubahan itu dari skala kecil terlebih dahulu semisal menggalakkan kebersihan di rumah serta saling terbuka soal transparansi anggaran juga menganut kebebasan berpendapat tanpa menjatuhkan.
It's actually easy if you still patiently.
Dengan pelajaran kehidupan yang belakangan ini kamu terima dari media, saya rasa kamu bisa mulai sadar. Udah bukan jamannya lagi ribut soal agama dan main judge siapa yang benar dan siapa yang salah, udah enggak seksi lagi main pukul-pukulan atau tawuran di pinggir jalan, dan udah enggak keren lagi membiarkan perpecahan di negara ini terjadi.
" Tuhan dan kehidupan punya satu cinta. Cinta perdamaian yang tetap menyuguhkan perbedaan didalamnya. "
Indonesia is in OUR hands, so put your dreams and action then keep moving on, youngster! :)
_NR_
See you on Twitter! ~ @niniesrina
really like this Ninies!
ReplyDeleteIndonesia needs more than retweeting.
btw, untuk mempersolid youth activist di Indonesia, Afra katanya mau bikin youth activist gathering gitu di Pendopo TI. dah di-approve sama TI. Whoaaa! network bakal lebih luas, dan jangan2 abis gathering itu, bisa-bisa semua aktivis muda bikin satu acara nasional akbar, really wait it :D
@dini : thank :)
ReplyDeleteWaaaaaaaaaa what a gorgeous idea! Ciamiiiiik ;))