Tuesday, February 8, 2011

Perubahan Iklim = Perubahan Gaya Hidup

Munculnya benda-benda eco-friendly alias ramah lingkungan di sejumlah etalase toko, aksi Car Free Day yang rutin dilaksanakan setiap minggu di pusat kota Jakarta, komunitas Bike to Work yang ramai anggota, hingga kemunculan trend fashion second stuffs yang ramai dipromosikan di berbagai media. Beberapa contoh diatas adalah sebagian dari banyak sekali dampak yang terjadi dalam keseharian kita, akibat fenomena Perubahan Iklim yang kian merajalela. Ya, tentu saja selain dampak-dampak langsung yang terjadi di alam sekitar, seperti meningkatnya gelombang pasang air laut, meningkatnya curah hujan, udara yang semakin panas, serta pergantian musim yang kini tidak dapat lagi di hitung berdasarkan bulan.

Dampak-dampak alam yang kita rasakan belakangan ini, sebetulnya bukan disebabkan karena Perubahan Iklim. Melainkan karena aktivitas-aktivitas, gaya hidup, serta sistem yang diterapkan, yang membuat seolah-olah Perubahan Iklim merupakan monster penelan bumi. Pembangunan mall atau gedung-gedung yang menggusur area resapan air, pembalakkan hutan demi pemasukkan negara, kendaraan-kendaraan boros emisi, hingga trend pembungkus makanan minuman sekali pakai. Ini dia nih ‘monster’ yang sesungguhnya. Tapi kok, kegiatan diatas yang melakukan manusia ya? Ya… berarti selama ini, kita adalah bagian dari keluarga ‘monster perusak bumi’ tersebut. Hiiii….

Sebenarnya, Perubahan Iklim bukanlah suatu peristiwa besar yang terjadi sekarang-sekarang ini saja. Melainkan, terus terjadi dari tahun ke tahun. Dari jaman dahulu, sekarang, dan nanti. Daratan dan lautan menjadi terpisah, serta adanya gunung di bumi ini, sebetulnya juga merupakan hasil perubahan iklim di masa lalu. Hanya saja, karena di abad dua puluh satu ini populasi kian meningkat seiring dengan teknologi yang berkembang kian pesat, membuat efek Perubahan Iklim menjadi sebuah efek yang buruk dan tak menguntungkan. Tambahan, mayoritas manusia yang sekarang menghuni bumi tampak kurang peduli dan terus saja menambah tinggi tumpukkan hutang pada Bumi, akibat sudah terlalu banyaknya kekayaan bumi yang telah kita ambil, namun malas atau bahkan enggan mengganti.

Perubahan Iklim bukanlah dongeng atau ramalan menyeramkan akan kehidupan di masa mendatang, Perubahan Iklim juga bukan sekedar istilah alamiah seperti mitigasi, konservasi, dan adaptasi saja. Perubahan Iklim adalah sekarang, adalah kita, adalah Perubahan Gaya Hidup. Yang seharusnya diiringi pula dengan kesadaran kita sebagai warga dengan jumlah populasi terbesar di bumi, untuk menjaga atau paling tidak menyicil hutang kita atas apa yang selama ini kita pinjam dari bumi.

Kalau kita cuma sibuk mengeluh dan menyesalkan semua yang kini terjadi sama alam sekitar akibat Perubahan Iklim tanpa merubah gaya hidup ‘monster perusak bumi’ yang selama ini kita jalani, dijamin deh, itu enggak akan menyelesaikan masalah. Coba deh lihat sekitar kita dan cari cara atau solusi ter-simple yang bisa kita lakukan. Ya… meskipun kita memang enggak bisa menghentikan laju Perubahan Iklim, minimal kita bikin peristiwa alamiah ini jadi enggak parah-parah amat.

Kayaknya enggak susah ya, untuk mulai membawa tempat minum kemana-mana, pakai tas kain sendiri saat belanja, dan enggak gaya-gayaan hangout menggunakan sederet mobil masing-masing, padahal masih bisa manfaatin sistem ‘nebeng’.

Atau, kita bisa juga nih pakai cara yang lagi hits. Yaitu… Sepeda! Konon, bersepeda tuh bikin tubuh kita makin sehat dan bugar lho. Terus dengan naik sepeda, kita bisa merasakan betul suasana lingkungan sekitar dibanding kalau kita pakai mobil. Tambahan, sekarang kan sudah banyak banget sepeda-sepeda keren yang marak dipasarkan dimana-mana, yang pastinya asyik banget buat dipakai bersepeda bareng keluarga atau teman, pagi-pagi sebelum matahari terik.

Siapa sih yang enggak tahu, sepeda Fixie? Ya! Fixie ini lagi ngetop banget jadi bahan pembicaraan anak muda. Sebetulnya, Fixie tuh hampir sama aja sih dengan sepeda-sepeda biasa. Tapi, charisma Fixie bikin anak muda semangat buat mendandani sepeda, dan enggak sabar buat segera menggowesnya. Gaya plus ramah lingkungan, selera anak muda banget tuh!

Tapi, jangan keburu nafsu dulu ya. Kita harus perhatikan juga tujuan sebetulnya kita bersepeda tuh apa. Jangan sampai kayak beberapa kejadian yang sering terlihat nih, saking cuma pengen mejeng di Senayan sambil bersepeda sore-sore, eh sepedanya itu malahan ditaro dulu di bagasi mobil, habis itu berangkat dari rumah ke lokasinya pakai mobil. Nah kan jadi sama aja bohong? Tujuan dari bersepeda kan buat mengurangi emisi karbon yang dikeluarkan oleh asap kendaraan. Jadi, kalau untuk bersepeda harus naik mobil dulu, kayaknya percuma deh. Ingat, yang penting itu ‘sepedaan’nya, bukan ‘sepeda’nya.

Contoh lain Perubahan Gaya Hidup yang dapat mengurangi dampak buruk Perubahan Iklim dan dapat kita terapkan dengan menyenangkan ialah… Online Shopping! Sekarang kan banyak banget ya, toko-toko online penyedia berbagai barang kebutuhan yang tersebar di Internet, dari mulai Facebook, Blog, Kaskus, Twitter, sampai Website khusus. Ya, walaupun ini agak menjurus ke Budaya Konsumtif, tapi ini berguna banget bikin hidup kita enggak repot, sekaligus irit bensin dan mengurangi emisi. Kita enggak perlu repot-repot keluar pakai kendaraan pribadi kita buat membeli sebuah keperluan, kita tinggal tunggu kurir atau jasa pengantar barang mengantarkan barang yang kita beli setelah kita melakukan transaksi pembelian di Online Shopping tersebut. Lalu, dimana sisi ‘hijau’nya? Ya di pengantaran barang itu. Kurir kan kalau mengantar barang, enggak cuma satu tujuan saja. Biasanya kurir mengantar barang sekaligus ke banyak tujuan, jadinya irit bensin dan enggak menimbulkan banyak polusi deh!

Perubahan Iklim means Perubahan Gaya Hidup, kita harus pintar merubah Gaya Hidup kita ke Gaya Hidup yang enggak semakin merusak Bumi. Anyway, ada yang punya contoh Gaya Hidup ramah lingkungan lain? ;)




_NR_


2 comments:

  1. Benar sekali...perubahan gaya hidup menyebabkan ini semua, termasuk saya, hehehehe. Hidup sudah tidak menginjak Tanah. Dari halaman rumah bersepatu langsung naik mobil, parkir dikantor, langsung ke ruangan. pulang pun demikian. A bad life style!

    ReplyDelete
  2. Iya, dalam hal ini seharusnya Pemerintah juga mengambil langkah bijak. Memperbaiki sarana transportasi umum misalnya, dengan begitu masyarakat akan betah dan memilih kendaraan umum dibandin kendaraan pribadi. Kalau semakin sedikit kendaraan pribadi yang digunakan, semakin dikit juga polusi udara yang terhasil :)

    ReplyDelete